Dari sekian banyak informasi tentang kematian Adolf Hitler tidak ada satupun informasi yang menyebutkan secara jelas apa penyebab kematian sang diktaktor nazi ini. Bagaimana sebenarnya akhir dari perjuangan pemimpin partai Nazi ini. Apakah benar Hitler dan istrinya Eva Braun bunuh diri setelah minum racun sianida. Lantas bagaimana hasil otopsi pihak Amerika ketika tengkorak Hitler di pamerkan pada tahun 2000 lalu ternyata adalah tengkorak seorang wanita.
Banyak para ahli sejarah yang meragukan kebenaran kematian Hitler karena racun di tahun 1945 tersebut. Bahkan akhir-akhir ini beredar informasi jika Adolf Hitler dimakamkan di Surabaya dan sebelum kematiannya Hitler telah memeluk agama islam. Bahkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sudah mendapatkan informasi tersebut dan masih bingung dengan kebenaran kabar tersebut.
Makam tokoh diktaktor asal jerman tersebut disebut-sebut berada di sebelah barat Pusara Soetomo atau Bung Tomo, Tokoh perang 10 November di Surabaya di TPU Ngagel. Kata Ibu Risma di pusara yang diduga sebagai makam Hitler tersebut tertulis nama dokter Poch asal Jerman. Seorang dokter yang pernah bekerja di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Bukti Adolf Hitler di Indonesia
Banyak orang bertanya-tanya bagaimana cara Hitler sampai ke Indonesia dan menjadi WNI. Bagaimana bisa dia bekerja sebagai dokter dan sampai pertemuan Hitler dengan wanita sunda yang akhirnya menjadi isterinya. Keberadaan Hitler di Indonesia juga diperkuat oleh pengakuan dr Sosro Husodo yang pernah bertemu dengan Hitler di Sumbawa besar, dan semuanya itu dilengkapi dengan berbagai bukti pendukung seperti foto-roto yang akurat.
Hitler masuk ke Indonesia pada tahun 1954 dengan menggunakan nama palsu yaitu Dokter Poch. Pada awalnya dokter Poch tinggal di Dompu lalu pindah ke Bima, selanjutnya pindah ke kabupaten Sumbawa Besar yang kemudian bekerja di Rumah sakit Sumbawa Besar. Semua masyarakat kenal dengan dokter yang memiliki julukan Dokter Jerman tersebut.
Salah satu peninggalan Hitler di Indonesia adalah buku catatan kecil berwarna coklat. Didalam buku kecil tersebut tercatat nama-nama teman dan kolega Hitler yang sama persis dengan yang ada di sejarah Eropa. Demikian pula dengan tulisan tangan yang ada di buku tersebut, sangat mirip sekali dengan tulisan tangan Hitler. Buku tersebut mempunyai arti yang sangat bersar karena buku tersebut merupakan bukti autentik jika dokter Poch adalah Hitler.
Dokter Poch menikah dengan Sulaesih dan memeluk islam pada tahun 1964. Aris Zulkarnaen, salah satu saksi keberadaan dokter Poch mengatakan jika dokter Poch mempunyai 2 kepribadian yang bertolak belakang, yaitu pemarah dan suka bercanda. Kata Aris yang paling menonjol dari doter poch adalah ketika menyetir mobil, pada saat itu jalan di Sumbawa belum sebagus sekarang, namun dokter tersebut dapat menyetir dengan satu jari, sungguh luar biasa, hal itu membuktikan jika dokter tersebut adalah mantan tentara. Masyarakat di sekitar juga memperkirakan jika dokter Poch adalah mantan tentara Nazi.
Dokter Sosro yang juga pernah bertemu dengan dokter poch menceritakan jika dokter poch tidak bisa berjalan normal. Dia selalu menyerat kali kirinya saat berjalan, kemudian tangan kirinya selalu bergetar. Menurut dokter Susro, dokter Poch sangat misterius, dia tidak memiliki lisensi untuk menjadi dokter, bahkan dia sama sekali tidak memiliki keahlian tentang kesehatan.
Dokter Sosro pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar, saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch kemudian bertanya kepada istrinya yang kemudian dijawab "Ini terjadi ketika Jerman kalah dipertempuran dekat Moskow, saat itu Goebbels mengatakan padamu jika kamu (Hitler) memukuli meja berkali-kali". Goebbels sendiri adalah Joseph Goebbe menteri propaganda Jerman yang dikenal sangat loyal kepada Hitler. Kata dokter Sosro istrinya poch juga sering memanggil suaminya dengan panggilan "Dolf" yang diduga pendekatan dari "Adolf Hitler".
Pengakuan Dokter poch kepada Sulaesih istrinya jika dia adalah memang Adolf Hitter yang sebenarnya, juga merupakan bukti jika Hitler benar-benar ada di Indonesia. Terdapat pernyataan Stanlin, bahwa yang tewas di Bunker di Jerman tersebut bukanlah Hitler asli dan dibagian akhir ini juga menceritakan akhirnya sang diktaktor tersebut meninggal di Indonesia.
Keberadaan Hitler di Indonesia juga semakin diperkuat ketika konfrensi Postdam tahun 1945, Stanlin menyatakan bahwa mayat Hitler tidak ditemukan, Stanlin menduga Dewa Nazi ini lolos dan kabur ke Amerika latin atau Spanyol. Dan tak lama kemudian ada kabar jika Hitler kabur menggunakan kapal selam ke sebuah pulau, namun tidak ada yang tahu pulau mana yang di tuju Hitler.
Dunia internasional tidak menyadari jika ternyata Dewa Nazi ini bersembunyi dengan aman di Sumbawa besar dan meninggal di Surabaya. Jasatnya di makamkan di pemakaman umum muslim di Ngagel.
Berbagai versi tentang kematian Hitler
Versi yang paling populer menyebutkan bahwa Hitler tewas bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet.
Meski sejumlah ahli sejarah ragu Hitler menembak dirinya, dan menduga hal itu hanyalah propaganda Nazi untuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan.
Namun, lubang pada potongan tengkorak itu tampak menguatkan argumen tersebut ketika tengkorak itu dipamerkan di Moskow tahun 2000. Bagaimana dan kapan Hitler meninggal sekarang ini masih diselimuti misteri
Dapat dijumpai penjelasan tentang penyebab dan kapan Hitler mati dari beberapa versi. Ada kematian versi Jerman, versi Rusia, dan versi para peneliti atau ilmuwan.
Versi Rusia, yang dinyatakan oleh seorang pejabat tinggi dinas rahasia Rusia, KGB, yang mengklaim, bahwa Adolf Hitler mengakhiri hidupnya tidak dengan menembak dirinya sendiri, tetapi dengan meminum racun sianida.
Seperti yang dinyatakan oleh Letnan Jenderal Vasily Khristoforov, staf arsip untuk dinas keamanan FSB Rusia, “Paramedia militer Uni Soviet kala itu telah memastikan bahwa Hitler dan Eva Braun tewas setelah minim racun sianida pada 30 April 1945.”
Versi para ilmuwan, terakhir adalah menurut pendapat umum dalam hal ini diwakili oleh para ilmuwan. Sudah lama sebenarnya para ilmuwan dan ahli sejarah menyatakan bahwa potongan tengkorak yang telah diambil dari luar bunker Hitler oleh tentara Rusia dan selama ini disimpan intelijen Soviet itu akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa menembak dirinya hingga tewas setelah minum pil sianida pada 30 April 1945.
Akhirnya dilakukan analisis DNA terhadap potongan tengkorak itu oleh peneliti Amerika, dan mereka menyatakan, “kami tahu tengkorak itu berhubungan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun,” kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari Dailymail.
“Tulang itu kelihatan sangat tipis, tulang tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana lempengan tengkorak itu menyatu tampak berhubungan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun.“
Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti sejarah kematian Hitler menjadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi harus memikirkan kembali kemungkinan-kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti mungkin saja Hitler tidak mati dalam bunker.
Akhir Cerita….........
Kematian Diktator Jerman, Adolf Hitler yang diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker, pada tanggal 30 April 1945 di Berlin, tetap masih dipertanyakan dan menjadi misteri.
Siapa yang menyaksikan peristiwa di bunker saat Hitler bunuh diri? Tidak ada, sumber cerita tersebut hanya dari mulut ke mulut. Dan pada saat itu, walaupun tidak ada saksi dan bukti yang jelas, pihak sekutu tetap mengumumkan secara resmi bahwa Hitler dan istri, Eva Braun telah meninggal.
Kebanyakan bekas tentara Nazi pindah dan kabur ke negara-negara di daerah Amerika Selatan seperti Brasil dan Argentina.
Sedangkan Hitler kabur bukannya ke negara Amerika Selatan, melainkan ke Indonesia lewat Italia, ia memilih Indonesia karena sejak dulu Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel. Selain itu pada masa lalu di zaman kepemimpinan Soekarno, Indonesia sangat tidak menyukai imperialisme yang dipelopori oleh Inggris dan Amerika.
Memang selama ini Hitler diduga kuat melarikan diri ke suatu negeri di selatan. Salah satu lokasi yang disebut-sebut sebagai tempat persembunyiannya adalah Indonesia, yang diyakini juga oleh Prof. Arysio Santos (Pakar Fisika Nuklir dan Geolog Brazil) sebagai ‘Atlantis yang hilang’.
Legenda Atlantis dekat dengan agama Nazi, oleh sebab itu sejak lama Hitler memang mencarinya. Di Indonesia pula, Madame Blavatsky yaitu Guru Okultis Hitler, juga tinggal di Indonesia. Namanya dulu diabadikan sebagai nama jalan, kini diganti menjadi Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, di mana Loji Freemason ‘Bintang Timur’ pernah berdiri.
Ditambah lagi dengan adanya sebuah makam misterius di Surabaya diyakini sebagai makam Adolf Hitler. Berbagai petunjuk memang mengarah ke sana. Terlebih Brandenburgers Codex, sebuah manuskrip berbahasa Jerman kuno, ditemukan dan mengindikasikan jika Hitler memang melarikan diri ke Indonesia.
Jadi, bukan tidak mungkin Hitler mati di Indonesia. Karena Indonesia dianggap tempat yang aman, bagi Hitler. Silahkan siapa pun untuk menemukan jawaban yang sesungguhnya. (Ir KGPH Soeryo Goeritno, Msc.,Penulis Buku/icc.wp.com/dan berbagai sumber lain)
Paparan yang menarik dan akan semakin menarik lagi adalah membaca buku karangan Ir KGPH Soeryo Goeritno, Msc yang berjudul Rahasia Yang Terkuak "Hitler Mati di Indonesia"
Meski tak pernah menyangka bahwa Poch adalah Hitler, Aries mengaku masyarakat memperkirakan dia mantan tentara Nazi.
“Dia sangat enerjik, kelihatan sekali tentaranya. Warga saat itu sudah mengira dia mantan tentara NAZI,” jelas dia.
Sebelumnya, di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 terdapat sebuah artikel tentang Hitler. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar.
Dr Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Orang itu diduga Hitler.
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal. Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.
Makam Dr Poch di Surabaya sering dilawati
Namun kisah lain muncul soal keberadaan Hitler, sang pemimpin Nazi Jerman. Beberapa tahun belakangan ini memang tersebar informasi, Hitler melarikan diri ke Indonesia dan menggunakan nama samaran. U-Boat menjadi alat dia untuk melarikan diri ke Indonesia.
Sebuah makam warga ekspatriat di Makam Islam Ngagel Rejo sering dikunjungi mahasiswa dari luar Pulau Jawa. Makam tersebut tertulis nama DR.G.A.Poch yang selama ini disebut-sebut sebagai Hitler, tokoh Nazi Jerman. Benarkah?
Makam berpagar besi setinggi 1 meter ini terletak di pojok selatan makam. Area ini satu lokasi dengan makam pahlawan pergerakan Surabaya Bung Tomo.
Pada batu nisan, tertulis nama DR.G.A.Poch dan tanggal wafat 16-01-1970. Sementara tanggal lahir dikosongi.
Ada banyak pengunjung dari luar Jawa, ada juga dari Jakarta, Bandung, Bogor. Terakhir 2 bulan yang lalu ada seorang mahasiswa dari Medan yang datang berziarah di makam DR.G.A.Poch," kata Mulyono (50) seorang penjaga makam Islam Ngagel Rejo, Rabu
Mahasiswa yang datang berziarah, lanjut dia, membawa banyak kisah. Mulai dari sejarah Hitler yang sengaja mengubah namanya dengan nama palsu G.A.Poch. Mahasiswa itu menduga bahwa DR.G.A.Poch tak lain adalah Hitler. Tak hanya itu saja, sang mahasiswa juga bercerita soal sejarah Hitler yang pernah besembunyi di Sumbawa
"Yang berkunjung ke makam DR.G.A.Poch banyak yang mengira makam ini adalah salah satu tempat wisata. Namun mereka (peziarah) juga terlihat agak kecewa, ternyata makam DR.G.A.Poch hanya seluas ini," tutur dia.
Menurut pantauan detik.com, makam DR.G.A.Poch berukuran 2x1 meter di blok 50 D. Makam bernomor CC.258 ini bersih dan terawat. Penjaga makam menuturkan, makam tersebut memang sudah berpagar besi sejak dulu.
Sementara menurut buku catatan harian Makam Islam Ngagel Rejo, DR.G.A.Poch benar wafat dan dimakamkan pada tanggal 16 Januari 1970. Juga tertulis bahwa Poch meninggal karena sakit dan setelah dirawat di RSU Dr Soetomo atau sering disebut RSU Karangmenjangan Surabaya.
"Nama yang tertulis di buku catatan harian makam ya DR.G.A.Poch, kami nggak tahu apakah dia itu Hitler," ujar Edi Suherman, Kepala Cabang Makam Islam Ngage; Rejo Jalan Bung Tomo.
No comments:
Post a Comment